Klasifikasi Tanaman Krisan
Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa Yunani yang mempunyai arti Kuning megah. Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotiledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Crhysantemum
Spesies : Crhysantemum morifolium Ramat, Crhysantemum indicium, Crhysantemum roseum, Crhysantemum maximum, Crhysantemum coccineum, dan lain-lain.
Tanaman Krisan
Tanaman Krisan (crhysantemum) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam skala komersial terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun bunga potong.Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Tanaman Krisanthemum Cina tersebut telah dikultivasikan sekitar 2,500 tahun sebelum diperkenalkan ke Eropa dan sekarang bunga seruni ini telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa bahkan Tanaman Krisan ini diangkat menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae.
Bentuk daun krisan seperti (Chrysantemum Morifollium), khususnya pada bagian tepinya tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batangnya.
Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian, jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan.
Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cm hingga 40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik. Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur Aluminium dan mangan dalam tanah yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah.
Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanamandan tersusun dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai bentuk yang menarik. Bunganya Beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut.
a. Tunggal
Pada setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunganya sempit dan sususnan mahkotabunganya hanya satu lapis.
b. Anemone
Helai bunganya berbebntuk lebar, sekilas mirip dengan bunga tunggal. Namun, piringan dasar bunganya lebih tebal dan lebih lebar.
c. Besar
Di setiap tangkainya hanya terdapat satu kuntum. Tetapi ukurannya besar yaitu dapat mencapai 10 cm. Oleh karena itu, piringan dasar tidak kelihatan. Mahkota bunganya memiliki banyak variasi, anatara lain melekuk ke dalam atau ke luar. Pipih, panjang, bebrbentuk sendok, dan lain-lain.
d. Pompon
Karakteristik bentuk bunga pompon adalah bulat mirip bola. Mahkota bunga menyebar kesegala penjuru.. Piringan dasar dari mahkota tidak tampak.
e. Dekoratif
Penampilan bunga krisan ini memang sangat dekoratif. Bunganya bebrbentuk bulat seperti bola. Mahkota bunganya bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan semakin ke tepi semakin panjan. Piringan dasar bunga tidak tampak.
Berkat teknik disbudding, jumlah kuntum bunga dibuat hanya satu yang kemudian dikenal dengan krisan standar atau krisan tunggal. Contohnya, krisan shamrock, dark red pompon. Regal mistdan Borholm.
Berdasarkan kuntum bunganya, krisan pun ternyata juga memiliki karakter masing-masing. Anatara lain sebagai berikut.
a. Spray
Setiap tangkai memiliki sekitar 10 hingga 20 kuntum bunga. Namun, ukuran diameternya kecil-kecil, yaitu sekitar 2 – 3 cm. Contoh krisan jenis spray antara lain krisan Puma, Granada, Salmon, Klondike, dan sebagainya.
b. Standar
Setiap tangkai memiliki 1 kuntum bunga dan biasanya berukuran besar.
Selain aneka bentuk bunga tersebut, dikenal pula bentuk (tipe) bunga yang lain, antara lain :
a. Spoon, Bunga Krisan yang helainya berbentuk seperti sendok.
b. Spider, yang helai bunganya berbebtuk ramping dan seolah-olah seperti Laba-laba.
c. Quill, yang helainya beberbentuk seperti bulu ayam.
d. Incurve, yang helainya melengkung ke dalam, tersusun rapat, dan membentuk kepala membulat.
e. Laciniated, helai bunganya berbentuk langsing dengan ujung terbelahtetapi saling melekuk membentuk tabung.
f. Hairy, bentuk helainya menyerupai rambut.
g. Thistle, helai bunganya rambing, menggulung, namun bagian ujungngnya tetap membuka sehingga mirip lubang kecil.
h. Cascade, helai bunganya panjang dan menjuntai.
i. Japanese, helai bunganya panjang da menyebar ke semua arah.
j. Ekhebisi, bunganya berbentuk bulat besar dengan helai bunga menyebar ke segala arah.
k. Reflex, helai bunga melengkung ke luar.
l. Reflexing incurve, helai bunganya berbentuk mirip dengan incurve tetapi, lebih melekuk.
Jenis dan Varietas Tanaman Krisan
Terdapat lebih dari sekitar seribua varietas krisan yang dikenal dan tersebar di seluruh dunia. Awalnya krisan dibudidayakan di Jepang. Bahkan menjadikan krisan sebagai simbol kekaisaran Jepang dan disebut sebagai Queen of the East. Kemudian beberapa waktunya barulah menyebar ke Eropa lalu ke seluruh Asia. Tanaman Krisan baru masuk ke Indonesia pada abad ke- 17 dan baru dikembangkan pada tahun 1940 di Cianjur, Lembang, Cisarua, Brastagi dan Bandungan.
Ahli peneliti utama pada Balai Penelitian Tanaman Hias Departemen Pertanian di Segunung, kecamatan Pacet, Cianjur telah berhasil menemukan 19 varietas baru krisan yang telah dikembangkan para petani. Berdasarkan hasil persilangan dua varietas tua dari Belanda bernama Town Talk dengan Saraswati di Instalasi Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah diperoleh dua jenis bunga terbagus dan diberi nama Pus[ita Kencana serta Puspita Nusantara.
Krisan bukanlah tanaman asli Indonesia maka keberhasilan pembentukan biji untuk mendapat varietas unggul sulit tecapai. Di luar negeri pemuliaan bunga krisan membutuhkan rumah kaca yang suhunya sudah diatur 17ยบ C dengan penyinaran penuh selama 15 jamper hari.
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida yang berasal dari Belanda, Jepang dan Amerika Serikat. Tanaman krisan yang ditanam di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1.Krisan Lokal (Krisan Kuno)
Krisan lokal berasal dari luar negeri, tetapi telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Ciri-cirinya anatara lain sifat hidupnya di hari netral dan siklus hidupnya antar 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Salah satu contohnya adalah Crhysantemum maximum.
2. Krisan Introduksi (Krisan Modern atau Krisan Hibrida)
Ciri khas Krisan Introduksi antara lain sifat hidupnya berhari pendek, siklus hidupnya relatif singkat. Dan bersifat sebagai tanaman annual. Salah satu contohnya adalah Chrysanthemum indicum hybr.
3. Krisan Produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah melepas varietas Krisa buatan Indonesia, yaitu varietas Balitji 27.108, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Dengan sarana penelitian, dapat diteliti berbagai varietas krisan. Proses perkawinan bunga krisan hingga menjadi tunas bunga membutuhkan waktu setahun. Selama masa pertumbuhan, biji bunga hasil pemulian diletakan di media sekam bakar (kulit padi) bercampur humus bambudan tanah yang disterilisasi. Karena Krisan merupakan tanaman hari pendek maka biji harus diterangi lampu untuk merangsang pertumbuhannya. Setelah terangsang pertumbuhannya lampu dimatikan.
Ada dua jenis krisan yang umum dibudidayakan oleh petani, yaitu krisan standar dan krisan spray. Krisan standar digolonkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Krisan Standar Hibrida
Karakteristik sistem budidaya krisan standar hibrida adalah jumlah bunganya hanya 1 kuntum pada satu tangakainya, bunganya bermekaran secara kompak, semourna dengan diameter 8 – 12 cm dan beraneka ragam warna. Selain itu bunga dan daun bebas dari serangan hama penyakit.
b. Krisan Standar Lokal
Ciri-ciri dari krisan standar lokal antara lain:
Jumlah bunga 2 – 3 kuntum/ tangkai.
Diameter bunga antara 12 – 15 cm.
Panjang tangkai bunga antara 70 – 80 cm.
Mekar bunga kurang kompak.
Bunganya hanya berwarna kuning dan putih.
Tidak bebas dari serangan hama dan penyakit.
Kesegaran bunga tidak lama, yaitu hanya mencapai 5 hari.
Tanaman hias krisan dapat menjadi tanaman musiman (annual) jika siklus hidupnya hanya sampai bunga dan dapat menjadi tanaman tahunan jika selama hidupnya dapat memanen bunga berkali-kali.
Jenis-jenis yang merupakan jenis paling digemari Chrysanthemum maximum, Chrysanthemum carinatum, Chrysanthemum segetum, Chrysanthemum inodorum serta jenis-jenis krisan bercabang.
a. Chrysanthemum segetum
Jenis krisan ini memiliki tinggi sekitar 50 cm. Bunga-bunga muncul pada umu 3 bulan sesudah disemaikan. Lamanya bunga bertahan pada pohon hingga 2 bulan. Bentuk bunganya adalah cakram dengan warna kuning dan di tengahnya berwarna gelap. Tanaman krisan Ini dapat diperbanyak melalui biji, setek batang atau setek umbi akar. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
b. Chrysanthemum inodorum
Jenis krisan ini mempunyai tinggi sekitar 35 cm dan mulai bermunculan bunga pada bulan ke 3 setelah disemaikan. Lamanya berbunga hingga 2 bulan. Jika diperbanyak melalui biji, krisan tumbuh 2 minggu setelah disemaikan. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
c. Chrysanthemum carinatum
Bunga Chrysanthemum carinatum berbentuk cakram yang memiliki tiga warna melinkar dengan pusatnya berwarna gelap. Warna bunganya beragam. Perbanyakan melalui biji dapat tumbuh rata-rata 2 minggu setelah disemaikan.
d. Chrysanthemum maximum
Jenis Chrysanthemum maximum ini bertipe lockenpopf. Tinggi tanaman krisan ini mencapai 1 meter. Bunganya bertangkai panjang dan tegas bentuk cakram berwarna putih. Tanaman ini digunakan sebagai penghias kebun atau taman, penghias pinggiran pagar tembok maupun sebagi bunga potong.
e. Jenis-Jenis Krisan Bercabang
Krisan yang mempunyai banyak cabang dan ranting. Akibatnya, akan terbentuk rangkaian bunga yang membulat. Bunganya beraneka ragam dan berbentuk cakram atau bersusun. Contohnya Crhysanthemum koreanum.
Beraneka ragam tanaman krisan yang lain, antara lain Chrysanthemum bloemen. Chrysanthemum achilleifolium, Chrysanthemum coronarium, Chrysanthemum nankinensis, Chrysanthemum leucoanthemum, Chrysanthemum
paludosum, Chrysanthemum pacifium Nakai, Chrysanthemum japonense Nakai var. asizuriense Kitam, Chrysanthemum oxeye daisy dan Chrysanthemum siwogiku Kitam.
Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Iklim
Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi,
penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
Media Tanam
Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7.
Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan laut
Cara Memperbanyak Tanaman Krisan
Pembibitan
a. Persyaratan Bibit : Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.
1. Penyiapan Bibit: Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
Bibit asal anakan
Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:
a. Stok tanaman induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
b. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
2. Teknik Penyemaian Bibit
a. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan.
b. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.
Pemeliharaan
Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
Hama dan Penyakit
a. Hama
Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai.
Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
Thrips (Thrips tabacci)
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
Tungau merah (Tetranycus sp)
Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat.
Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
Penggerek daun (Liriomyza sp) :
Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
b. Penyakit
Karat/Rust
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
Tepung oidium
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering.
Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
Virus kerdil dan mozaik
Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.
Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun.
Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis.
Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
Kegunaan TanamanKrisan
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai tanaman hias. Manfaat lain dari tanaman ini adalah sebagai obat tradisional dan penghasil racun serangga.
Tanaman Krisan sebagai Tanaman Hias
Bunga Krisan sering digunakan sebagai bunga potong dalam berbagai kegiatan. Bahkan uniknya warna bunga krisan dapat dikaitkan dengan makna kegiatan itu sendiri.
Sebagai tanaman hias (bunga hias), krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga potong dan bunaga pot.
Tanaman Krisan sebagai Penghasil Racun Serangga
Tanaman Krisan jenis Chrysanthemum cinerariafolium VS mengandung zat pyrethrin. Zat pyrethrin sangat beracun bagi aneka macam serangga, tetapi tidak merupakan racun bagi binatang yang berdarah panas. Zat pyrethrin dapat digunakan antara lain sebagai campuran bahan pembuatan obat nyamuk.
Tanaman Krisan sebagai Tanaman Obat.
Selain menjadi tanaman hias dan Racun serangga Tanaman Krisan juga dapat bermanfaat sebagai tanaman obat tradional. Bunga krisan yang telah dikeringkan akan berkhasiat dalam menyembuhkan panas dalam dan menyerap racun dalam tubuh.
Bunga krisan yang dikeringkan dapat dijadikan the. Ramuan teh bunga krisan ini dapat menyegarkantenggorokan, memperindah bentuk tubuh, memulihkan kesehatan, serta baik untuk menjaga kesehatan mata. Bunga krisan juga dapat melancarkan peredaran darah.
0 komentar:
Posting Komentar